Filsafat Pribadi Pendidikan dan Praktek dalam Pengajaran sebagai seorang guru Kristen
Menempatkan Firman Tuhan sebagai Dasar Pendidikan Kristen
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan elemen penting dalam pengembangan pribadi, intelektual, perilaku, dan spiritual pada anak dan manusia pada umumnya. Menjadi sesuatu yang sangat penting, maka sangat perlu bagi kita untuk meninjau jenis pendidikan yang di dalamnya terdapat pelaku pendidikan (Guru, siswa, orang tua, organisasi-organisasi dan masyarakat). Di tengah dunia yang semakin berkembang, pendidikan menjadi tolak ukur / standar sah dalam segala hal, sehingga kecendrungan orang melakukan apa saja agar keinginannya tercapai. Prinsip tersebut merupakan prinsip duniawi / kehidupan sekuler. Tetapi ironisnya, saat ini saya mau melihat sesuatu yang berbeda dari perspektif iman Kristen. Kekristenan memandang bahwa pendidikan Kristen merupakan pendidikan yang sangat berbeda dengan pendidikan sekuler. Sejalan dengan itu, Louis Berkhop dan Profesor Cornelius Van Til dalam bukunya yang berjudul Foundation of Christian Education ( Dasar Pendidikan Kristen) mengatakan bahwa, “ Pendidikan Kristen bersifat antitesis tehadap pendidikan sekuler. Bukan hanya secara konseptual pendidikan ini bertolak belakang atau bersifat antitesis, tetapi itu berdampak pada aplikasi pendidikan.” (2004, h. 1 ). Dengan adanya antitesis, maka hal ini juga menyebabkan perbedaan yang sangat mendasar dalam hal tujuan antara pendidikan Kristen dengan pendidikan sekuler. Perbedaan tujuan tersebut terjadi karena dasar/pondasi yang melandasi pendidikan itu berbeda. Pendidikan Kristen berjalan dengan dasar firman Tuhan, sehingga “jika manusia yakin bahwa asal mula kehidupan dari Tuhan, maka tujuan hidupnya haruslah diyakini untuk kembali menuju Tuhan” (Suhartono, 2006, h. 59). Dengan demikian, merupakan suatu hal yang bijaksana apabila dalam aplikasi pendidikan kita memerlukan sebuah filsafat. Filsafat berarti kecintaan akan kebijaksanaan (Knight, 2006). Berikut ini adalah pergumulan pribadi saya tentang pendidikan yang saya yakini dan dikaitkan dengan firman Tuhan sehingga menyebabkan aplikasi pengajaran saya akan berdasarkan firman Tuhan.
ISI
A. METAFISIKA
Metafisika merupakan cabang ilmu filsafat yang mempelajari sesuatu berdasarkan kenyataan atau realitas. Kekristenan melihat suatu kenyataan atau realitas pertama kali dalam pandangan biblikal dunia tentang penciptaan, kejatuhan dan penebusan. “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi”(Kejadian 1:1) merupakan contoh realitas dalam penciptaan dunia ini. Selanjutnya pandangan realitas tentang kejatuhan manusia kedalam dosa sudah jelas terdapat dalam Kejadian 3:24. Tidak hanya sekedar manusia jatuh kedalam dosa, tetapi yang menarik dari kekristenan adalah Allah sangat mengasihi manusia sehingga Dia rela mengangkat manusia dari lumpur dosa. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”(Yohanes 3:16). Saya memandang kematian Yesus di kayu salib merupakan sesuatu yang benar-benar terjadi dan merupakan suatu pengorbanan yang tidak menuntut balas. Dengan memahami realitas-realitas yang ada, maka suatu pendidikan harus berlandaskan sesuatu yang di dalamnya terkandung realitas yaitu firman Tuhan. Tetapi yang menjadi persoalan adalah apakah mudah bagi kita sebagai pengajar maupun murid kita untuk mengerti dan memahami sebuah realitas menurut pandangan Alkitab? “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”(Roma 3:23) mengatakan bahwa semua manusia tidak layak di hadapan Tuhan. Karena itu maka Allah lah yang menghampiri dan menyentuh hidup kita sehingga mentransformasi kita untuk mengerti dan memahami sebuah realitas dalam firman Tuhan.
- TEOLOGI Teologi adalah pelajaran mengenai konsep ketuhanan dan mengenai Tuhan. Mempelajari teologi berarti akan membawa kita kepada pembahasan mengenai sifat dasar Tuhan, peranan Tuhan, apakah ada Tuhan?, dan atribut-atribut Tuhan (Knight, 1989:17). Berbicara mengenai sifat Allah, maka melalui pemahaman kita akan kitab suci dan pengalaman pribadi dengan Tuhan kita bisa menyebutkan bahwa Allah itu baik, penuh kasih, sabar, kebenaran, setia, adil,dll. Dalam praktek pendidikan, karena Allah telah berbuat baik, penuh kasih, sabar, adil, maka sebagai guru kita juga diharapkan untuk bisa mengikuti teladan Allah. Contohnya dalam hal adil, sebagai guru kita akan memberikan perhatian kepada murid kita sesuai dengan kebutuhan murid, dalam hal ini ada murid yang membutuhkan perhatian khusus dan ada yang membutuhkan perhatian sama dengan yang lainnya.
- ONTOLOGI Ontologi merupakan cabang ilmu yang menjelaskan keberadaan Tuhan yang menguasai setiap aspek kehidupan kita (Knight, 1989:18). Hadirnya Tuhan dalam kehidupan kita akan membawa perubahan dalam diri kita dan perubahan itu akan terus mentransformasi hidup kita semakin serupa Kristus.
- KOSMOLOGI Kosmologi merupakan studi tentang asal mula, sifat dan perkembangan kosmos, alam semesta dan dunia, bagaimana alam semesta bertumbuh dan berkembang (Knight, 1989:17). Saya percaya dan saya yakini bahwa alam semesta adalah hasil karya Tuhan (Kej 1:1-31). Tuhan menciptakan alam semesta beserta isinya melalui firman-Nya dan menarik Dia menciptakan menusia pada hari yang terakhir penciptaan melalui pekerjaan tangan-Nya. Menjadi ciptaan yang terakhir bukan berarti manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling hina, tetapi disinilah uniknya penciptaan manusia. Manusia diciptakan terakhir karena Allah ingin mempersiapkan segala sesuatu bagi manusia dan memberikan perintah kepada manusia untuk menguasai dan menjaga ciptaan-Nya.
- ANTROPOLOGI Antropologi merupakan studi tentang sifat dan peran manusia (Knight, 1989:18). Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah sehingga manusia merupakan mahluk ciptaan yang paling mulia, dibekali akal dan pikiran untuk mengolah dan memelihara alam semesta. Mengenai sifat manusia, Roma 3:23 mengatakan “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” mengindikasikan bahwa manusia telah mempunyai dosa asal yaitu sejak kejatuhan manusia kedalam dosa di taman Eden (Kej 3:1-24) akan tetapi, melalui kematian Yesus di kayu salib maka hal ini membukakan kembali kesempatan manusia untuk menjalin hubungan dengan Allah yang telah rusak akibat dosa manusia.
B. EPISTEMOLOGI
Epistemologi merupakan bagian dari filsafat yang mempelajari asal-usul, sifat dan batas-batas pengetahuan. Berbicara mengenai epistemologi maka hal ini akan membawa kita kepada pembahasan tentang kebenaran. Bagi orang-orang yang sangat percaya akan adanya kebenaran, maka mereka akan mengatakan bahwa ada dua kebenaran yaitu kebenaran ilmiah dan kebenaran moral atau nilai. Kebenaran ilmiah merupakan kebenaran yang dibina oleh metode ilmiah dan terus bertahan hingga ilmu pengetahuan mengubahnya. Kebenaran moral atau nilai merupakan kebenaran yang sifatnya pribadi dan berbeda yang satu dengan yang lain dikarenakan adanya perbedaan budaya. Saya melihat bahwa kebenaran hanya satu yaitu dalam Yesus Kristus. "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup”(Yohanes 14:6). Dengan begitu jelas firman Tuhan memaparkan bahwa kebenaran hanyalah satu-satunya terdapat dalam firman itu sendiri, dalam hal ini menunjukkan bahwa adanya otoritas firman Tuhan yang mengatur kita dalam kita menemukan kebenaran yang sejati. Dengan meletakkan firman Tuhan sebagai dasar bagi pendidikan kita, maka kita akan menemukan kebenaran itu dan sudah jelas memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan pendidikan sekuler yang tanpa firman Tuhan. “Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya”(Daniel 1:20) dengan jelas menunjukkan suatu perbedaan yang mendasar dalam hal ilmu pengetahuan yang didapat siswa dalam proses pembelajaran. Mengapa demikian? Karena ilmu pengetahuan semuanya berasal dari Tuhan. Jadi pendidikan Kristen yang berlandaskan firman Tuhan menitikberatkan kepada pencarian ilmu pengetahuan dan kebenaran dihubungkan dengan firman Tuhan.
C. AXIOLOGI
Axiologi adalah filsafat mengenai apa yang dianggap bernilai. Jika ada hal yang dianggap bernilai oleh manusia, maka hal tersebut akan terus dikejar dan sebisa mungkin untuk mendapatkannya karena hal tersebut dianggap beharga. Prinsip dunia sekuler lebih menekankan pada pengejaran kehormatan dimata manusia, kejayaan, dan kekayaan. Tetapi Kekristenan berbeda dengan hal tersebut. Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi (1 KOR 9:25). Kekristenan melihat bahwa sesuatu yang abadi dan dianggap bernilai adalah mahkota kehidupan yang Allah anugrahkan kepada kita.
- ETIKA Etika merupakan studi tentang nilai-nilai moral dan perilaku. Etika kita merupakan sesuatu yang berasal dari kebiasaan kita sehari-hari baik itu di keluarga maupun di dalam masyarakat luas, dalam hal ini etika antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain bisa berbeda. Contohnya pada masyarakat Batak dan Jawa, ketika kita bertamu kerumah orang jawa dan disuguhkan air minum maka kita tidak boleh meminumnya sampai habis, tetapi bagi orang Batak harus diminum sampai habis. Etika dalam masyarakat dikatakan benar apabila masyarakat tersebut telah menyetujuinya, tetapi menurut pandangan Kristen, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”(Roma 12:2), jadi segala sesuatu yang berkenan kepada Allah itulah yang baik dan benar karena etika berkaitan dengan hubungan personil kita dengan Allah dan kita dengan sesama.
- ESTETIKA Estetika merupakan studi tentang apresiasi, kreasi, seni dan keindahan. Saya percaya bahwa Allah menciptakan kita dengan apresiasi seni dan keindahan yang berbeda-beda. Menyadari hal ini, maka tugas saya sebagai pendidik adalah mengarahkan apresiasi, kreasi, seni dan keindahan murid kepada hal-hal yang bersifat positif. Firman Tuhan mengatakan: TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu (Kej :2:15). Jadi hal-hal yang bersifat positif adalah sesuatu yang sifatnya menjaga dan memelihara semua ciptaan Allah.
PRAKTEK PENDIDIKAN
SIFAT DASAR MURID dan PERAN GURU
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus (Roma 3:23-24). Bagian firman Tuhan di atas mengindikasikan bahwa semua manusia adalah berdosa tetapi karena kasih karunia Allah, kita ditebus dan terus diperbaharui setiap hari menjadi serupa Kristus. Begitu juga murid kita. Oleh karena sifat dasar manusia adalah berdosa, maka walaupun murid kita sudah menyerahkan hidup mereka kepada Kristus, tetap saja mereka sering mengalami kegagalan. Menyadari bahwa murid saya selalu mengalami kegagalan, maka tugas saya sebagai guru Kristen adalah sebagai agen rekonsiliasi yaitu membimbing, mengawas, mendisiplinkan dan mengarahkan mereka agar terjadinya pemulihan dengan sesama maupun hubungan personil dengan Allah. Siswa memang orang berdosa, tetapi bukan berarti mereka jahat dan tidak dapat berbuat baik(Van Brummelen, 2006, h. 92-93). Menjalani tugas sebagai guru Kristen, maka peran utama saya adalah memberikan teladan bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, dengan demikian maka pengetahuan yang saya ajarkan kepada siswa menunjukkan cara yang sesuai firman Tuhan (Van Brummelen, 2006, h.124).
PENEKANAN KURIKULUM
Penekanan kurikulum sebaiknya bersumber kepada Alkitab yang di dalamnya terdapat tiga perintah utama yaitu: menjaga (Kej 1:28;2:15), mengasihi (Lukas 10:23), dan melayani. Melihat tiga perintah utama tersebut, maka kurikulum harus terfokus pada kemampuan siswa untuk menjaga dunia mereka (Van Brummelen, 2006, h.122). Ini berarti memberikan materi kognitif dan keterampilan kepada siswa dalam menyelesaikan masalah, baik masalah internal siswa dengan sesamanya, siswa dengan penciptanya, maupun masalah dunia ini. Ketika murid sudah memiliki pengetahuan (kognitif), maka kita juga wajib untuk mengarahkan siswa agar bisa mengasihi Tuhan dan sesama. Kita wajib mengasihi karena Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita. Selanjutnya adalah kurikulum harus bisa mengarahkan siswa menjadi pelayan yang aktif. Siswa dalam komunitasnya berhubungan dengan orang lain, sehingga sangat penting bagi mereka untuk mengembangkan gaya hidup Kristen tanpa harus mengorbankan komitmen mereka kepada Allah. Menjadi pelayan berarti siswa mengembangkan keterampilan dan wawasan yang telah mereka terima dari sekolah untuk menjadi orang Kristen yang bersemangat melayani dalam keluarga, masyarakat, dan gereja.
METODE PENGAJARAN
Metode yang kita gunakan dalam praktik pengajaran akan sangat menentukan keberhasilan kita mengajar. Metode mengajar yang saya gunakan adalah mengajak anak-anak menjadi orang yang reflektif yaitu merenungkan karya Allah yang nyata bagi kehidupan manusia. Perenungan ini mencakup pemikiran tentang asal manusia, ilmu pengetahuan dan sumber dari segala sesuatu. Sebagai guru, saya akan menanamkan kepada siswa bahwa Allah sumber segala sesuatu, sehingga dengan demikian dalam proses pemelajaran murid-murid tidak mengandalkan gurunya dan diri mereka sendiri, tetapi mereka mengandalkan Tuhan.
FUNGSI SOSIAL INSTITUSI PENDIDIKAN
Sekolah Kristen harus mampu menjalankan visi & misi yang utama, yaitu mengubah murid-murid agar dapat mentransformasi lingkungannya. Inilah manfaat sosial pendidikan Kristen yaitu menanamkan nilai-nilai Kekristenan kepada murid-murid, sehingga ketika mereka kembali ketempat mereka masing-masing, mereka terlihat berbeda dan bisa menjadi garam dan terang dunia untuk kemuliaan Bapa (Matius 5:16).
KESIMPULAN
Pendidikan kristen adalah sarana bagi transformasi dalam masyarakat. Pendidikan Kristen akan berhasil dalam menjalan visi dan misinya jika pendidikan Kristen menempatkan Firman Tuhan sebagai dasar dalam pelaksanaan pendidikan, sehinga dengan dasar firman Tuhan maka tujuan pendidikan bukan untuk kemegahan dan kebanggaan manusia, tetapi untuk kemuliaan Allah. Metafisika memberi penjelasan tentang apa yang nyata. Pertanyaan kita tentang Allah terjawab dalam konsep teologi yang menjelaskan atribut-atribut Allah. Kemudian dalam ontologi juga dijelaskan bahwa keberadaan Tuhan menguasai setiap aspek kehidupan kita. Perkembangan dunia juga dapat terjawab dalam konsep kosmologi yang menjelaskan konsep penciptaan yang Alkitabiah oleh Allah. Selanjutnya dalam aspek epistemologi dijelaskan bahwa adanya kebenaran dalam Kristus Yesus yang harus dipertahankan oleh setiap murid ketika mereka diperhadapkan dengan berbagai masalah. Aspek yang ketiga adalah aksiologi yang di dalamnya terdapat penjelasan mengenai sesuatu yang beharga bagi manusia. Kekristenan melihat sesuatu yang beharga adalah sesuatu yang memuliakan Bapa.
REFERENSI
Fennema, J. (2006). Memandang Murid Melalui Kerangka Konseptual Penciptaan-Kejatuhan-Penebusan. Jakarta: Universitas Pelita Harapan.
Knight, G. (1998). Philosophy and education: an introduction in Christian perspective. Berrien Spring: Andrews University Press.
Louis, B. & Cornelius,V.T. (2004). Dasar Pendidikan Kristen [Foundation of Christian Education]. Surabaya: Momentum.
Sonny, K. & Mikhael, D. (2001). Ilmu Pengetahuan: Sebuah Tinjauan Filosofis. Yogyakarta: Kanisius.
Suhartono, Suparlan. (2006). Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: AR-RUZZ.
Van Brummelen, H. (2006). Berjalan dengan Tuhan di dalam kelas: Pendekatan kristiani untuk pembelajaran [Walking with God in the classroom: Christian approaches to learning and teaching]. Jakarta: Universitas Pelita Harapan. (Original work published 1998).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar